DPR MUSUHI ANGGARAN POLRI DAN KPK KARENA TAKUT TERKUAK ASAL MUASAL SEMUA KEMEWAHANYA DI BALIK !!!
DPR MUSUHI ANGGARAN POLRI DAN KPK KARENA TAKUT TERKUAK ASAL MUASAL SEMUA KEMEWAHANYA DI BALIK !!! - Semakin ke sini ulah DPR semakin membuat muak banyak warga negara atau rakyat yang berpikir sehat. Wacana mereka, DPR itu, yang hendak membekukan anggara Polri dan KPK ( INFO ) sungguh memalukan dan membuat muak rakyat Indonesia yang waras. Arti dari statement penulis sangat tegas, jika ada yang tersinggung dengan pernyataan di atas, silakan saja berkomentar. Namun dengan tegas penulis mengatakan bahwa wacana DPR membekukan anggaran Polri dan KPK adalah kejahatan yang perlu di lawan dengan serius, dan lawannya adalah RAKYAT.
DPR seharusnya sadar, bahwa mereka adalah wakil rakyat. Dari kepanjangannya jelas bahwa DPR adalah Dewan Perwakilan Rakyat. Artinya, mereka ada di gedung terhormat dengan fasilitas sangat terhormat karena rakyat. Jika mereka hendak menipu (bahkan sudah) dan menindas rakyat, maka musuh mereka sebenarnya adalah rakyat Indonesia.Agen Bola Tepercaya
Oleh karena itu, jika mereka tetap ngotot hendak membahas dan kemudian mengesahkan wacana pembekuan anggaran Polri dan KPK di tahun 2018, inilah saat yang paling tepat dan sempurna untuk rakyat Indoensia bergerak. Rakyat Indonesia yang waras harus bersatu padu menekan balik DPR, bahkan jika diperlukan menggeruduk mereka dengan segenap kekuatan dan keadaan, agar mereka tidak semena-mena menindas rakyat.
Sekarang mari berhitung, berapa uang rakyat yang dibutuhkan untuk menghidupi para anggota Dewan yang terhormat itu? Dan seberapa kontribusi yang diberikan mereka untuk kesejahteraan rakyat? Bukankah mereka bekerja dengan fasilitas sangat wah yang melampaui kebutuhan rakyat jelata satu dusun untuk biaya hidup mereka? Lalu ketika ada gerakan-gerakan dari institusi negara dalam rangka perbaikan negara dan itu dihambat, apakah itu bukan sebuah kejahatan? Tidak sadarkah mereka bahwa gaji DPR tidak sebanding dengan kerja mereka dan juga sangat njomplang dibandingakan penghasilan rakyat?
Jaman sudah sangat maju dan rakyat tidak sebodoh anggapan para anggota DPR. Saat mereka, anggota dewan itu berkeinginan menghentikan anggaran untuk Polri dan KPK, rakyat tahu bahwa dua institusi itu sedang bergerak dengan teratur untuk membersihkan negara dari tikus-tikus berdasi. Memang para penggarong uang rakyat jaman sekarang bukanlah bertampang sangar dan bermata satu seperti gambaran-gambaran para bajak laut di masa lampau. Keberuntungan Di Bulan RAMADHAN
Namun penggarong uang negara, uang rakyat itu saat ini berpakaian klimis dan sangat perlente. Mereka juga tidak berkeliaran di ruang-ruang gelap dan bermarkas di tempat yang sepi dan sunyi. Justru mereka bersemayam di dalam tempat yang sangat enak dan serba mewah serta fasilitas supr mewah yang untuk rakyat biasa mimpipun takpernah kesampaian. Semua itu dibiayai oleh uang rakyat yang dikumpulkan melalui pajak dan retribusi yang sudah diatur melalui peraturan perundangan.
Mereka, para anggota dewan itu sebenarnya tidak pernah memberikan kontribusi optimal untuk rakyat. Mereka selalu “menjual rakyat” untuk dalih kesenangan dan kepuasan mereka. Mereka cerdas namun picik serta licik, sehingga manakala mengetahui ada aparatur negara yang bersikap baik serta jujur, dan itu mengancam eksistensi mereka sebagai “garong negara”, mereka segera menggunakan wewenangnya untuk menghambat.
Polri dibawah komando bapak Tito Karnavian bekerja luar biasa menghancurkan tikus-tikus penggarong uang rakyat. Bersama dengan KPK, mereka bergerak dan terus bergerak, dengan salah satu jurus ajaibnya yaitu OTT (operasi Tangkap Tangan). Dan mengetahui semua itu, para tikus itu ketakutan sehingga mencoba membunuh gerakan KPK dan Polri.
Melihat gejala seperti ini, yaitu wacana pembekuan anggaran Polri dan KPK di 2018, yang menurut penulis merupakan ancaman, sudah sepantasnya rakyat bergerak. Jika perlu, geruduk itu gedung DPR. Biarlah Jakarta, sebagai tempat bersemayamnya para anggota dewan yang (katanya) terhormat itu tahu, bahwa mereka sejatinya tidak pernah mewakili rakyat. Mereka hanya menjual rakyat demi kepuasan mereka dan kroni-kroninya. Satu ID Untuk Semua Permainan
Jika memang mereka, Anggota dewan terhormat itu, tetap ingin menggodok wacana pembekuan anggran KPK dan Polri, maka saatnya rakyat yang waras negeri ini bergerak. Bergerak dengan kesadaran untuk mengepung atau menggeruduk gedung dewan yang megah itu. Kira-kira akan sampai mana keberanian mereka, para anggota dewan itu, jika ada gelombang masa yang merupakan rakyat Indonesia, mendatangi mereka. Masihkah mereka memiliki nyali untuk berteriak-teriak ingin membekukan anggran Polri dan KPK?
Jika memang masih berani, ya silakan saja. Namun harus mereka sadari bahwa negara ini milik rakyat. Memang sistem bernegara ini sistem perwakilan sehingga ada dewan perwakilan rakyat. Namun jika dewan yang bisa berwatak seperti hewan itu tidak memperjuangkan kesejahteraan rakyat, dan hanya memperjuangkan kesejahteraannya sendiri, maka jangan salahkan rakyat jika suatu saat benar-benar bergerak untuk meminta pertanggungjawaban mereka semua atas ketidakpedulian mereka kepada rakyat yang (katanya) mereka wakili. Mereka, para anggota dewan itu bahkan sering mengkir dari kerja mereka bahkan sering dijumpai mereka malah tidur saat membahas kebutuhan rakyat.
Saat ini saat yang tepat untuk menggebuk mereka, anggota dewan itu agar sadar, bahwa mereka ada di sana karena rakyat dan juga untuk rakyat. Apa yang dilakukan Polri dan KPK adalah upaya penyelamatan kekayaan negara (rakyat) dari perampokan terstruktur dan terencana oleh mereka yang mengatasnamakan rakyat.
Penulis tidak bisa membayangkan raut muka para anggota dewan yang terhormat itu manakala mengetahui di luar gedung tempat mereka ngobrol dan kadang tidur itu sudah di kepung jutaan rakat. Masihkah mereka berani nyinyir dengan segala gaya mereka yang sok pandai dan sok hebat? Ataukah mereka akan terbirit-birit mencari runag bersembunyi mirip tikus cerurut yang ketakutan melihat orang membawa pentungan?
Penulis mohon maaf jika tulisan di artikel ini sangat terkesan emosional. Namun ada alasan dari penulis untuk mengungkapkan perasaan emosional ini. Salah satunya adalah perasaan penulis yang mengatakan bahwa kinerja dan kerja para anggota dewan itu sangat minim manfaatnya untuk kepentingan rakyat. Bahkan apa yang mereka kerjakan justru merugikan dan menindas rakyat. Oleh karena itu, dengan wacana dari para anggota dewan itu yang ingin membekukan anggaran KPK dan Polri, maka saat inilah saat yang pas untuk membalikkan ancaman mereka. Bekukan DPR yang memang sudah membeku dari tugas dan tanggungjawab mereka. Mungkin yang kurangajar tidak semua, namun apa yang DPR wacanakan seringkali tidak berpihak kepada rakyat yang seharusnya mereka wakili.
Semoga rakyat Indonesia juga tersadarkan dengan tulisan ini bahwa selama ini,para wakil rakyat sudah menyelewengkan kepercayaan yang diberikan oleh rakyat. Mereka bahkan sudah “menggantikan” rakyat untuk urusan kesehateraan. Rakyat teta pmenderita sementara mereka hanya duduk, diam dan dengar, malah kadang-kadang tertidur dalam rapat, namun menggunakan fasilitas dari rakyat yang sangat mewah.
Sumber : seword.com
Post a Comment