KEGEMBIRAAN PARA PEMUDIK DI MASA KEPEMIMPINAN JOKOWI MENJADI PRESIDEN
KEGEMBIRAAN PARA PEMUDIK DI MASA KEPEMIMPINAN JOKOWI MENJADI PRESIDEN - Di dalam mengantisipasi membludaknya arus mudik Lebaran yang sempat dianggap kafir oleh para kaum bumi datar yang sebenarnya hanya ngeles karena tidak ada modal pulang karena demo bela (katanya) Islam, Jokowi melalui para jajaran menteri yang tergabung di kabinet kerja, menghantam satu per satu mulut haters yang nyinyir. Waduh, kalimat saya barusan sepertinya adalah kalimat terpanjang yang pernah saya buat.
Tahun lalu, Jokowi dianggap gagal di dalam menyediakan sarana dan prasarana transportasi mudik lebaran. Tentu kita ingat jalur neraka Brexit yang macet panjang, ada yang mengatakan belasan kilometer, bahkan puluhan kilometer.
Dalam keadaan panas dan macet tersebut, bahkan media asing maupun lokal menyorot akan hal ini. Kemacetan panjang ini sampai memakan belasan korban jiwa. Dari ‘kegagalan’ yang dimunculkan oleh media kaum bumi datar dan kaum radikal, tentu pemerintah pun belajar dan berbenah.
Di dalam mengantisipasi arus mudik lebaran pada tahun 2017 ini, pemerintah membuat banyak sekali jalan, baik secara fisik maupun fungsional. Pemerintah dengan luar biasa mengakomodasi setiap kebutuhan warga yang ingin mudik, khususnya di Pulau Jawa.Agen Bola Terpercaya
Kita tahu bahwa daerah DKI Jakarta merupakan kota dengan kepadatan penduduk yang tinggi. Maka sulit dibayangkan jika para pendatang dari luar Jakarta secara serentak keluar dari Jakarta untuk pulang ke kampung halaman mereka. Ada satu kisah yang menyentuh mengenai pengalaman pemudik.
Meski belum sepenuhnya rampung, tol Kaligangsa-Gringsing yang digunakan sebagai tol darurat dan hanya dipakai sebagai jalir alternatif dari Brebes Exit menuju Batang, tol ini memberikan kesan tersendiri bagi para pemudik. Jalan tol alternatif ini sebenarnya masih berdebu dan belum dibersihkan, namun tetap saja jalan yang dibangun di era Jokowi pun mencuri perhatian para pemudik.
Wibowo, seorang pemudik mengaku lebih memilih jalur alternatif Kaligangsa-Gringsing dibanding melalui jalur tol. Kita tahu jalan tol adalah jalan umum, maka semua kendaraan melintas di daerah sana, dan cenderung macet. Ditambah lagi, dengan melalui jalur alternatif Kaligangsa-Gringsing, para pemudik dimanjakan dengan ketidakhadiran kendaraan besar dan hamparan sawah yang berada di sekeliling tol darurat menjadi salah satu pencegah rasa jenuh saat menyetir kendaraan. Enak sekali bukan?
“Kalau jalan biasa selalu ada mobil besar atau truk kontainer, kalau lewat sini kita tenang walau debu-debu. Seneng karena lihat pemandangannya, ada miring-miringnya kayak padang pasir,” ceritanya.
Pengalaman mudik tahun ini sangat berkesan, karena memang pemerintah mempersiapkan hal ini jauh-jauh hari. Pemerintah yang memikirkan rakyatnya, tentu disenangi oleh rakyat. Saya tidak dapat membayangkan jika sang pangeran gembrot nyaris stroke berkuda memimpin Indonesia.
Mungkin saja di dalam mengantisipasi kemacetan mudik, pangeran gembrot nyaris stroke tersebut memberikan alternatif aneh. Para pemudik bisa saja disuruh menggunakan delman atau kuda agar bisa menembus sawah. Hahaha. Memang si gembrot ini bisa saja, ia hanya bisa tersakiti dan menganggap dizolimi dengan cara yang terstruktur, sistematis dan masif. Hahaha.Agen Casino Terpercaya
Memang di dalam mudik, kita tidak bisa berharap terlalu tinggi, yakni lancar sepanjang jalan. Pasti ada kemacetan-kemacetan yang terjadi di simpul-simpul jalanan tertentu. Namun di dalam lebaran kali ini, Jokowi dan menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, berhasil memecah simpul-simpul kemacetan maupun bottle neck effect di berbagai pintu tol dengan sangat efektif.
Hal yang masih belum mendapat solusi adalah tol yang terdapat di pinggiran Jakarta seperti Cikarang, Bekasi, Cikampek, Padalarang. Memang di dalam infrastruktur sudah sangat baik, meskipun ada beberapa keluhan seperti antrean toilet. Ini bukan hal yang signifikan, meskipun pemerintah tetap harus mengevaluasi hal ini.
Entah mengapa, keberadaan Jokowi di Indonesia dilihat sebagai keberadaan yang sangat diperlukan oleh warga Indonesia. Pembangunan yang dilakukan tidak main-main. Sampai sekarang pun kita dapat merasakan apa yang menjadi kekuatan Jokowi di dalam bekerja dan menjalankan mandat rakyat. Bahkan seorang pemudik biasa seperti Wibowo sangat terkesan dengan mudik kali ini.
“Repotnya darurat semua, antrean toiletnya panjang banget. Padahal biasanya nggak seperti ini, tapi keren banget (mudik) tahun ini,” ucap Wibowo.
Wibowo merupakan salah satu pemudik yang menikmati hasil kerja Jokowi yang sudah dikerjakan selama tiga tahun pemerintahannya. Jokowi yang senantiasa pontang panting, ternyata tidak sia-sia. Apa yang dikerjakannya bukan sekadar pencitraan, namun perbaikan harkat dan martabat, serta kejayaan bangsa Indonesia. Jokowi mengembalikan semuanya itu, hanya di dalam tiga tahun kerjanya.
Maka di dalam harapan kami yang sebagai warga Jakarta, masih ada tujuh tahun lagi pemerintahan Jokowi di Indonesia. Hanya orang-orang yang picik, picek dan tidak bersyukur saja, tidak menginginkan Jokowi kembali memimpin Indonesia. Mereka yang tidak menginginkan Jokowi menjadi Presiden, adalah orang-orang yang tidak suka dengan perubahan. Mereka lebih menyukai status quo, yang sudah nyaman dengan era masa lalu.
Sekarang sudah berbeda total, Indonesia sudah berubah, zaman pun berkembang pesat. Orang-orang Indonesia saat ini sudah melek, tidak lagi mudah di-nina-bobo-kan oleh para penguasa bajingan yang dapat menutup mulut dan mengikat kaki rakyat jelata dengan uang. Semakin lama, orang semakin tahu niat busuk dari para politisi. Dengan uang sedikit untuk menutup mulut mereka, sebenarnya para politisi besar itu sedang meraup uang dengan jumlah yang lebih banyak lagi.
Bukan hanya uang yang mereka raup, melainkan mereka tidak segan-segan untuk mengeksploitasi manusia. Mereka menjual manusia-manusia tak berdaya sebagai pekerja perusahaan asing. Lihat saja Freeport yang sempat memegang proporsi saham yang jauh lebih besar persentasenya, ketimbang pemerintah dalam negeri. Mana ada sebenarnya tuan rumah yang rugi di rumahnya sendiri? Ini pun diterobos oleh Jokowi. Ia mengembalikan kedaulatan negara Indonesia.
Akhir kata, bukanlah sesuatu hal yang berlebihan jika kita jatuh kepada kesimpulan bahwa mudik yang menyenangkan ini, merupakan pertama kali dalam sejarah modern Indonesia. Jalan lancar dengan pemandangan indah, nikmat apa lagi yang kau ingin dustai? Keberhasilan Jokowi di dalam mengelola negara ini patut disyukuri. Terima kasih Jokowi! Pun tidak lupa penulis mengucapkan selamat Lebaran! Minal Aidin Wal Faizin, mohon maaf lahir dan batin.
Sumber : Seword.com
Post a Comment