Imbauan Kepada Joko Driyono: Mundur Saja, PSSI Jangan Disandera
Imbauan Kepada Joko Driyono: Mundur Saja, PSSI Jangan Disandera - Pelaksana Tugas Ketua Umum PSSI, Joko Driyono, ditahan kepolisian. Dia pun diminta legowo melepas jabatannya.
Joko ditahan oleh Satgas Anti Mafia Bola sejak Senin (25/3) dengan dugaan melakukan tindakan pencurian dengan pemberatan dan perusakan barang bukti. Dia dijerat Pasal 363 KUHP dan/atau Pasal 265 KUHP dan/atau Pasal 233 KUHP.
Atas dugaan itu, Jokdri, yang juga plt ketua umum PSSI, ditahan selama 20 hari ke depan sejak kemarin. Meski sudah ditahan, Joko belum mundur dari jabatannya. Anggota Komite Eksekutif PSSI, Gusti Randa, menyerahkan keputusan sepenuhnya kepada Jokdri, panggilan karib Joko Driyono
Sekretaris Kemenpora, Gatot. S. Dewa Broto, menyarankan PSSI bersikap tegas setelah Jokdri ditahan. Sebab, bagaimanapun, PSSI membutuhkan pemimpin yang bebas bergerak.
"Memang PSSI, cabang olahraga itu, tidak seperti partai politik dan tidak bisa membandingkan dua organisasi itu secara apple to apple. Tapi, harusnya imbauan kami itu, pak Joko (Driyono) legowo lah. Jangan PSSI ini tersandera," kata Gatot kepada TRIBUNMETRO99, Selasa (26/3/2019).
"Kalau tersandera ini kepentingan sudah prestasi Timnas-nya tidak begitu bagus. Jangan tersandera lah, jangan menambah persoalan di PSSI. Kalau di parpol itu malah santun sekali padahal suasananya lebih keras. Begitu bersalah langsung mundur, tidak usah menunggu kongres atau apa," ujar dia.
Penulis buku berjudul 'Turbulensi Sport di Indonesia' ini juga sekaligus mempertanyakan penugasan Jokdri kepada Gusti untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari sekaligsu menyiapkan Kongre Luar Biasa (KLB).
"Kembalikan ke Statuta PSSI dong, memang ada di Statuta ketua harian? Kan itu harus ada forum yang menunjuk ketua harian berdasar kesepakatan siapa? Di mana-mana plt ketua umum itu tak boleh menyentuh pemilihan atau penetapan pejabat lain. Pemahaman organisasi regulasi PSSI perlu diperbaiki lagi," dia menegaskan.
"Makanya, kesimpulan saya PSSI jangan membingungkan publik deh. Selama ini, mereka berdalih di aturan milik mereka sendiri dan aturan FIFA. Sudah ikuti saja. Sayang ini cabor yang sangat tua, sudah hadir di republik ini. Masa tak ada kemajuan," Gatot menegaskan
"Memang PSSI, cabang olahraga itu, tidak seperti partai politik dan tidak bisa membandingkan dua organisasi itu secara apple to apple. Tapi, harusnya imbauan kami itu, pak Joko (Driyono) legowo lah. Jangan PSSI ini tersandera," kata Gatot kepada TRIBUNMETRO99, Selasa (26/3/2019).
"Kalau tersandera ini kepentingan sudah prestasi Timnas-nya tidak begitu bagus. Jangan tersandera lah, jangan menambah persoalan di PSSI. Kalau di parpol itu malah santun sekali padahal suasananya lebih keras. Begitu bersalah langsung mundur, tidak usah menunggu kongres atau apa," ujar dia.
Penulis buku berjudul 'Turbulensi Sport di Indonesia' ini juga sekaligus mempertanyakan penugasan Jokdri kepada Gusti untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari sekaligsu menyiapkan Kongre Luar Biasa (KLB).
"Kembalikan ke Statuta PSSI dong, memang ada di Statuta ketua harian? Kan itu harus ada forum yang menunjuk ketua harian berdasar kesepakatan siapa? Di mana-mana plt ketua umum itu tak boleh menyentuh pemilihan atau penetapan pejabat lain. Pemahaman organisasi regulasi PSSI perlu diperbaiki lagi," dia menegaskan.
"Makanya, kesimpulan saya PSSI jangan membingungkan publik deh. Selama ini, mereka berdalih di aturan milik mereka sendiri dan aturan FIFA. Sudah ikuti saja. Sayang ini cabor yang sangat tua, sudah hadir di republik ini. Masa tak ada kemajuan," Gatot menegaskan
Post a Comment