Temui Wiranto, AHY Beri Dukungan Agar Pemilu Aman, Damai dan Jujur
Temui Wiranto, AHY Beri Dukungan Agar Pemilu Aman, Damai dan Jujur - Komandan Komando Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menemui Menko Polhukam Wiranto. AHY menyampaikan rekomendasi ke Wiranto terkait polarisasi hingga sistem multi partai.
"Sangat baik jika masa-masa menjelang 17 April ini selalu terbuka komunikasi dan silaturahim yang baik. Antara kami yang juga sedang melakukan perjuangan politik untuk pemilihan legislatif dan juga pilpres, dengan beliau sebagai Menko Polhukam yang tentu memiliki tanggung jawab yang luas untuk meyakinkan agar pemilu nanti berjalan dengan damai, aman, jujur, dan demokratis," kata AHY usaii pertemuan di gedung Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2019).
AHY mengatakan juga menyampaikan rekomendasi ke Wiranto yang didapat dari aspirasi warga. Rekomendasi pertama, kata AHY, soal pencegahan atau memitigasi polarisasi yang dinilai Demokrat semakin kental di tengah-tengah masyarakat karena perbedaan pilihan politik. AHY mengatakan kontestasi pemilu seharusnya dirayakan.
"Tentunya tidak sehat dan tidak baik jika kontetasi yang seharusnya dinikmati dan dirayakan di negara kita, kemudian justru berujung pada sekat-sekat di tengah masyarakat yang semakin tebal dan justru merusak persatuan kita. Apa lagi perpecahan itu atas dasar perbedaan identitas, bisa suku, agama, ras, etnis dan sebagainya," ujarnya.
Menurut AHY, perpecahan itu harus dicegah. AHY yakin Wirant mengeluarkan berbagai instruksi dan memberikan penekanan-penekanan kepada seluruh aparat terkait khususnya TNI-Polri agar netral dan menjadi benteng NKRI.
"Sehingga masyarakat kita dapat dengan tenang menjalankan pemilihan umum. Apapun hasilnya jika itu terselenggara dengan baik masyarakat akan menerima dengan baik. Tapi sebaliknya jika ada praktik-praktik yang tidak sesuai dengan UU maka masyarakat bisa berteriak berpotensi pada situasi yang tidak kondusif atau pun merusak stabilitas politik dan keamanan negara kita," tuturnya.
"Sehingga masyarakat kita dapat dengan tenang menjalankan pemilihan umum. Apapun hasilnya jika itu terselenggara dengan baik masyarakat akan menerima dengan baik. Tapi sebaliknya jika ada praktik-praktik yang tidak sesuai dengan UU maka masyarakat bisa berteriak berpotensi pada situasi yang tidak kondusif atau pun merusak stabilitas politik dan keamanan negara kita," tuturnya.
Kedua, AHY menyampaikan bahwa masa depan sistem perpolitikan sistem kepartaian di Indonesia perlu direview. Dia mengajak duduk bersama sebagai bangsa apakah sistem yang ada akan terus berlanjut.
"Karena Presiden Threshold 20 persen dengan sistem pemilu serentak dengan sistem pilpres dan pileg, dan berbagai aspek lainnya maka membuat ruang yang sempit sekali bagi rakyat kita untuk memiliki alternatif," ucapnya.
Karena, menurut AHY, bisa saja akibat pemilu serentak ini hanya akan menyisakan dua partai besar yang sangat kuat dan mendominasi. Sedangkan partai lainnya tidak memiliki masa depan yang baik.
"Bahkan kita juga patut bertanya pada diri kita sendiri sebagai bangsa, apakah sistem multi partai kemudian akan berlangsung hilang, padahal kita tahu masyarakat Indonesia atau pun bangsa ini belum siap rasanya untuk menerima realitas hanya tersedia dua partai besar saja di negeri kita, itulah dua hal yang saya sampaikan kepada bapak Wiranto secara singkat," ujarnya.
"Pertama sekali lagi tentang situasi politik hari ini terkait dengan polarisasi tingkat sampai akar rumput dan yang kedua bagaimana nasib multi partai ke depan," ujarnya.
Wiranto juga menyampaikan salam hormat Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Wiranto. Wiranto juga menyampaikan salam ke SBY dan mendoakan kesembuhan Ani Yudhoyono.
Sementara itu, Wiranto mengatakan pertemuan dengan AHY merupakan hal yang biasa. Sebab sebagai Menko Polhukam, Wiranto jadi pembina politik nasional.
"Ya itu, kita bicara kebaikan bagaimana kita membangun kebersamaan dalam menghadapi pemilu ini. Pemilu tidak harus kita berseteru, pemilu tidak harus kita berhadapan dengan satu yang lain. Tapi pemilu kan satu kontestasi untuk memilih pemimpin yang baik, pemimpin yang berkualitas, yang punya track record yang baik, punya pengalaman, punya kompetensi. Ya ini kita sama-sama punya pandangan yang sama," tuturnya.
"Karena Presiden Threshold 20 persen dengan sistem pemilu serentak dengan sistem pilpres dan pileg, dan berbagai aspek lainnya maka membuat ruang yang sempit sekali bagi rakyat kita untuk memiliki alternatif," ucapnya.
Karena, menurut AHY, bisa saja akibat pemilu serentak ini hanya akan menyisakan dua partai besar yang sangat kuat dan mendominasi. Sedangkan partai lainnya tidak memiliki masa depan yang baik.
"Bahkan kita juga patut bertanya pada diri kita sendiri sebagai bangsa, apakah sistem multi partai kemudian akan berlangsung hilang, padahal kita tahu masyarakat Indonesia atau pun bangsa ini belum siap rasanya untuk menerima realitas hanya tersedia dua partai besar saja di negeri kita, itulah dua hal yang saya sampaikan kepada bapak Wiranto secara singkat," ujarnya.
"Pertama sekali lagi tentang situasi politik hari ini terkait dengan polarisasi tingkat sampai akar rumput dan yang kedua bagaimana nasib multi partai ke depan," ujarnya.
Wiranto juga menyampaikan salam hormat Ketum Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) ke Wiranto. Wiranto juga menyampaikan salam ke SBY dan mendoakan kesembuhan Ani Yudhoyono.
Sementara itu, Wiranto mengatakan pertemuan dengan AHY merupakan hal yang biasa. Sebab sebagai Menko Polhukam, Wiranto jadi pembina politik nasional.
"Ya itu, kita bicara kebaikan bagaimana kita membangun kebersamaan dalam menghadapi pemilu ini. Pemilu tidak harus kita berseteru, pemilu tidak harus kita berhadapan dengan satu yang lain. Tapi pemilu kan satu kontestasi untuk memilih pemimpin yang baik, pemimpin yang berkualitas, yang punya track record yang baik, punya pengalaman, punya kompetensi. Ya ini kita sama-sama punya pandangan yang sama," tuturnya.
Post a Comment