Situs Deposit Pulsa Tanpa Potongan


DJAROT MELARANG "SAHUR ON THE ROAD", BUKAN MELARANG "SAHUR", NAMUN TERIMA BULLYAN

 DJAROT MELARANG "SAHUR ON THE ROAD", BUKAN MELARANG "SAHUR", NAMUN TERIMA BULLYAN


DJAROT MELARANG "SAHUR ON THE ROAD", BUKAN MELARANG "SAHUR", NAMUN TERIMA BULLYAN - Dulu saya pernah membaca sebuah buku yang menjelaskan tentang konsep pengambilan kesimpulan melalui generalisasi. Dikatakan bahwa manusia biasanya sering ambil kesimpulan berdasarkan data atau informasi yang sedikit tapi dijadikan skala besar. Contoh, seorang cewek 3 kali berturut-turut pacaran tapi kandas di tengah jalan. Ketiga cowok tersebut berbohong atau tidak jujur dalam hubungan tersebut. Nah, cewek tersebut lantas kesal dan bilang, “Semua cowok di dunia ini brengsek.” Kesimpulan ini dia ambil setelah 3 kali pengalaman pahit dalam pacaran. Pertanyaannya, tepatkah?

Sering kita dengar, misalnya, orang suku X jangan dipercaya. Mereka semua pembohong. Orang suku Y sifatnya pelit, begini begono. Pernah dengar seperti itu? Itu adalah generalisasi, padahal itu adalah kesimpulan dari beberapa kasus dan digeneralisasikan. Misalnya lagi, satu orang dari agama, suku atau golongan tertentu bikin ulah atau masalah, lantas semua orang dari agama, suku dan golongan tersebut kena getahnya. Hanya karena perbuatan satu orang, lalu disalah artikan dengan semua orang pasti sifat dan perilakunya sama. Sudah banyak kok kasus seperti itu di dunia ini. Sudah paham?Agen Bola Terpercaya

Nah, ada sebuah contoh yang bagus untuk kita pelajari. Gubernur Jakarta Djarot tadi mengaku di-bully dan dianggap tidak Islami gara-gara meminta warga jangan konvoi sahur on the road di jalanan. “Gara-gara saya keras untuk melarang sahur on the road, saya juga di-bully, dianggap melarang sahur, dianggap tidak Islami, dianggap tidak sahur,” kata Djarot di Balai Kota DKI Jakarta.

Djarot menegaskan tidak punya maksud yang negatif dengan meminta warga jangan membagi-bagikan makanan sahur sambil konvoi di jalan raya. “Yang saya larang itu adalah jangan dipotong, sahur on the road, terutama on the road-nya itu, sahur itu wajib, sunah, monggo, silakan sahur,” kata Djarot. Maksud Djarot sebenarnya baik, agar kegiatan sosial tersebut dilakukan di panti asuhan atau di masjid saja. “Tetapi yang on the road ini itu lebih banyak mudharat-nya karena banyak diboncengi oleh geng-geng motor dan rawan untuk berbuat kriminal,” kata Djarot.

Sudah lihat pola generalisasi yang dilakukan oleh yang membully Djarot? Djarot melarang sahur on the road, bukan melarang sahur. Dari kata-katanya saja sudah jelas tak butuh penjelasan lebih detil. Tapi memang pola pikir sebagian orang yang pendek, sempit atau memang tukang bikin generalisasi yang memperkeruh suasana, maka jadinya begini. Kecuali kalau Djarot melarang segala bentuk sahur, itu lain cerita. Maksud Djarot adalah agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Satu ID Untuk Semua Permainan

Sudah banyak bukti kegiatan sahur on the road yang diwarnai dengan aksi kekerasan. Contoh pada dan Minggu dini hari kemarin di Jakarta Pusat. Peserta sahur on the road terlibat bentrokan fisik dengan kelompok pemuda lain. Akibatnya, 13 orang mengalami luka karena terkena senjata tajam. Dini hari tadi, Polda Metro Jaya juga menyita sedikitnya 30 senjata tajam dari empat kelompok pemuda yang menggelar sahur on the road di tempat. Sahur tapi bawa senjata tajam? Mau perang ala mafia Hongkong?

Tapi memang generalisasi ini sering terjadi di mana pun akibat bikin kesimpulan seenaknya. Contoh nih, kriminalisasi ulama. Ada satu ulama yang terkena kasus, eh malah diartikan pemerintah mengkriminalkan semua ulama. Ahok menyinggung Al-Maidah, beberapa sangat tersinggung, tapi ada pula yang menilai biasa-biasa saja, ada yang menilai Ahok tak bersalah. Yang gilanya, yang merasa tersinggung ini malah sok mengatakan semua umat muslim tersinggung. Semua umat muslim? Seluruh dunia? Yakin sejuta persen atau hanya bikin generalisasi karena emosi kebencian semata? Kalau mau bodoh, silakan bodoh sendiri, jangan ikut membodohi orang lain. Agen Casino Terpercaya

Djarot melarang sahur on the road, tapi diartikan Djarot melarang sahur. Yang ditekankan Djarot adalah on the road-nya, tapi yang diartikan mereka yang bully adalah penekanan sahurnya, dan lucunya digeneralisasikan dalam bentuk kseimpulan bahwa Djarot tidak Islami karena melarang sahur. Sebuah generalisasi yang bukan hanya konyol, tapi juga bikin resah. Mereka menyamaratakan sesuka hati tanpa mempertimbangkan efeknya, tanpa mengetahui apakah itu bijak atau tidak. Generalisasi memang gampang dilakukan, apalagi yang tukang nyinyir, pasti lebih gampang lagi.




Sumber  :  seword.com

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.