Situs Deposit Pulsa Tanpa Potongan


HT BERSIKERAS MENGATAKAN , KALAU ITU BUKAN SMS ANCAMAN, MELAINKAN PELAJARAN ATAU MASUKAN !!!

HT BERSIKERAS MENGATAKAN , KALAU ITU BUKAN SMS ANCAMAN, MELAINKAN PELAJARAN ATAU MASUKAN !!!


HT BERSIKERAS MENGATAKAN , KALAU ITU BUKAN SMS ANCAMAN, MELAINKAN PELAJARAN ATAU MASUKAN !!! - Tidak pernah ada asap kalau tidak ada api. Tidak pernah ada akibat kalau tidak ada sebabnya, Itu hukum pasti yang tidak bisa dibantah, meski mengaku sengaja atau tidak sengaja. Pengakuan apapun bisa dijadikan alasan, tetapi penyebab sebenarnya harus dibuktikan lebih lanjut.

Karena itulah pernyataan cinta seseorang tidak akan lepas dari sebuah alasan. Alasan yang bisa saja bilangnya cinta tetapi ada alasan lain yang menjadi penyebab sebenarnya. Entah mungkin karena dia adalah janda kaya meski bukan kembang atau dia seorang Gubernur meski sudah punya isteri dua. Meski ada juga pastinya yang benar-benar cinta.

Cinta saja harus dibuktikan, apalagi kalau ada yang mengirim SMS aneh karena sedang dikait-kaitkan dalam sebuah kasus. Perlu didalami apa maksudnya. Tidak ada angin tidak ada awan mendung tiba-tiba menyambar seperti petir di siang bolong. Apalagi SMS yang dikirim bukan hanya sekali, tetapi sampai tiga kali. Tidak mungkin ini perbuatan iseng masyarakat biasa. Agen Bola Terpercaya

Itulah sebuah gambaran terkait SMS aneh yang dikirim oleh tersangka kasus SMS mengancam, Hary Tanoesoedibjo. Hary Tanoe telah ditetapkan menjadi tersangka oleh Penyidik Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri. Hary Tanoe disangkakan Pasal 29 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi Transaksi Elektronik (ITE) mengenai ancaman melalui media elektronik.

Membantah bahwa SMS itu bukan ancaman tentu saja menjadi hak HT dan juga kuasa hukumnya. Tetapi bantahan apapun tidak ada gunanya apalagi itu dilakukan di luar persidangan. Sama seperti bantahan massif Amien Rais terhadap fakta persidangan adanya aliran uang ke rekening Amien Rais. Secanggih apapun bantahannya semua harus dibuktikan di persidangan.

Mengapa semua harus diselesaikan di persidangan?? Karena Jaksa yulianto yang menerima SMS tersebut mengaku terancam. Apalagi dalam konteks SMS ini dikirim perihal sedang diusutnya kasus mobile 8 dimana nama Hary Tanoe disangkutpautkan. Jadi, konteks pengusutan kasus mobile 8 tersebut membuat SMS iseng ini menjadi sebuah ancaman.Agen Casino Terpercaya

Lain cerita kalau itu hanya sebuah SMS yang dikirimkan HT ke saya misalnya tetapi tidak ada konteks pengusutan kasus mobile 8. Misalnya kalau SMSnya saya ubah seperti berikut ini:

“Mas Palti, kita buktikan siapa yang salah dan siapa yang benar. Siapa yang profesional dan siapa yang preman. Anda harus ingat kekuasaan itu tidak akan langgeng. Saya masuk ke politik antara lain salah satu penyebabnya mau memberantas oknum-oknum penegak hukum yang semena-mena, yang transaksional yang suka abuse of power. Catat kata-kata saya di sini, saya pasti jadi pimpinan negeri ini. Di situlah saatnya Indonesia dibersihkan.”

Tentu saya tidak merasa terancam. Mengapa?? Yang pertama, saya bukan oknum-oknum penegak hukum, yang kedua, saya tidak tahu siapa yang mengirim SMS, yang ketiga, hanya orang gila mengirim SMS seperti ini kepada saya. Hehehehe…

Jadi, sangat penting untuk melihat konteks dari sebuah teks. Karena teks tidak mungkin berdiri sendiri. Seperti asap yang selalu ada apinya. Karena itulah menjadi janggal juga bantahan kuasa hukum Hary Tanoe, Hotman Paris, yang menyebutkan bahwa SMS itu bukan ancaman melainkan sebuah kampanye capres.

“Isi SMS Hary Tanoe bersifat umum dan idealis dan tidak mengancam seseorang,” kata Hotman melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Sabtu (24/6/2017) pagi.

“Isi SMS itu yang antara lain menyebutkan, ‘Apabila saya jadi pimpinan negeri ini, disitulah saatnya Indonesia akan dibersihkan,’ ini adalah bahasa idealisme dari semua politisi, termasuk Presiden saat kampanye mengucapkan hal seperti itu,” tutur Hotman.Satu ID Untuk Semua Permainan

Argumentasi Hotman ini memang luar biasa anehnya. Pernyataan tersebut dilepaskan dari konteksnya memang benar adalah sebuah pernyataan idelis dan bersifat umum. Tetapi apa kaitannya Jaksa Yulianto dikirim SMS pernyataan idealis tersebut?? Ada relasi pertemanan?? Atau lagi broadcast kampanye ke semua Jaksa?? Faktanya hanya Jaksa Yulianto yang menerima karena memang khusus buat Jaksa Yulianto.

Sekali lagi, teks tidak boleh dilepaskan dari konteksnya, sangat berbahaya. Salah satu kejadian fatal melepaskan teks dari konteks adalah kasus Ahok. Konteks pidato sebagai seorang Gubernur yang sedang memotivasi ditiadakan oleh hakim yang akhirnya memvonis Ahok sebagai penista agama. Padahal jauh sekali konteksnya saat itu.

Menilai kasus ini tidak perlu terlalu pusing dan banyak utak atik teori-teori hukum. Karena pada akhirnya semua harus dibuktikan dalam persidangan. Karena ketika ada perbedaan dalam menilai sesuatu, hukum lah yang jadi penentu kebenaran hukumnya.





Sumber   : Seword.com


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.